Skip to content

Kerupuk

image

Saat ini cukup mudah menemukan kerupuk jenis ini. Biasanya ia dijajakan di pinggir-pinggir jalan, di kios-kios buah ataupun di pasar-pasar tradisional.

Kerupuk dengan kemasan dan bentuk sederhana, sesederhana para peminatnya karena biasanya penyantap kerupuk ini adalah orang-orang yang hidupnya bersahaja.

Kerupuk sehat demikian sebutannyanya atau bahkan dijuluki kerupuk miskin karena kerupuk ini digoreng tidak menggunakan minyak goreng tetapi digoreng menggunakan pasir sangrai yang panas. Itulah sebabnya kerupuk ini dinamakan kerupuk dhisel "wedhi mendhisel" yang artinya pasir di sela-sela kerupuk.

"Kerupuk non kolesterol" demikian penjual menjajakan dagangannya, mengingat peminat kerupuk dhisel ini memang adalah orang-orang yang sudah berumur.

Generasi sekarang sepertinya kurang tertarik untuk menikmatinya, maka perlu dipikirkan agar kerupuk ini juga diminati oleh generasi masa kini.

"Bentuk dan kemasan yang tidak menarik, menjadi salah satu alasan anak-anak masa kini enggan mencicipnya", demikian kata seorang penjual yang mulai kuatir kerupuk ini nantinya tidak ada peminat.

Maka cara melestarikannya bisa dengan membuat berbagai varian, selain mengubah bentuk atau kemasan. Saat ini cara menikmati kerupuk ini ada dua macam, yaitu dinikmati secara langsung(rasa original)dan yang lain dinikmati menggunakan sambel khusus yang terbuat dari ubi jalar, cabai dan bumbu-bumbu lain yang dikukus kemudian diuleg ataupun ditumbuk.

Perlu terus berinovasi agar kerupuk ini tetap dapat dinikmati. Akhir kata ditunggu varian-varian baru dari 'wedhi mendhisel'ini... Salam